“Pengalaman adalah guru yang
paling berharga”. Sebuah kalimat yang sering kita dengar, dan saya sepakat
dengan kalimat tersebut. Kita lebih bisa mengerti arti sesuatu setelah kita
mengalami sesuatu itu sendiri. Betapa sebuah pengalaman mengandung banyak pembelajaran,
bahkan bukan hanya untuk diri kita, tetapi juga bagi orang lain, atau bisa jadi
kita yang belajar dari pengalaman orang lain. Karena hidup ini sementara, kita
tidak punya banyak waktu untuk merasakan sendiri setiap pengalaman yang orang
lain rasakan.
Mendengar curhatan sahabat
akhir-akhir ini seolah menjadi cambuk bagi diri saya sendiri. Betapa Allah Maha
Bijaksana, memberi petunjuk dan pembelajaran tidak hanya lewat diri kita, namun
terkadang bisa lewat orang lain. Sering saya merasa tersindir dari kisah-kisah
yang dialami para sahabat. Tapi tak jarang saya merasa iri berat atas apa yang
mereka alami, bahkan dalam bentuk musibah sekalipun.
Bagi saya ujian adalah hal yang
tidak terpisahkan dari kehidupan ini. Jika kita membuka kembali surat cinta
Allah yang intinya menjelaskan bahwa “Allah tidak akan membiarkan seseorang mengatakan
bahwa dirinya beriman sebelum ada ujian yang datang kepadanya”. Tentu saja
ujian sangat dibutuhkan dalam hidup ini, tidak hanya untuk menjadikan diri kita
lebih baik, tapi juga sebagai pengukur kadar keimanan dan ketaqwaan kita.
Bukankah besarnya ujian berbanding lurus dengan tingkatan keimanan kita. Misal
dalam hidup ini kita tidak pernah menerima cobaan dari Allah, padahal dalam
keseharian kita termasuk orang yang rajin sholat, berarti sholat kita selama
ini dipertanyakan. Atau bisa juga kita yang mengaku telah menjaga hijab namun
tidak pernah diuji tentang hijab, berarti harus dievaluasi hijab kita apakah
telah memenuhi aturan Allah.
Menyimak cerita dari salah satu sahabat
saya hari ini membuat saya merasa bahwa Allah memberi petunjuk lewat
dirinya. Kami selalu berbagi pengalaman.
Terkadang kami berkomunikasi hanya untuk meminta tausiyah, tak jarang cuma
sekedar mengungkapkan cinta dan rindu. Apalagi untuk hal-hal yang serius yang
menimpa kami. Kisah dia dan kisah saya seakan saling melengkapi perjalanan kami
dalam memaknai kehidupan, dalam usaha menyempurnakan akhlak. Saya selalu
belajar dari pengalaman dia.
Teruntuk sahabat ku. Sabar ya
ukhty,,Meskipun Allah tak pernah menunjukkan wujudnya, percayalah Dia tak akan
membiarkanmu begitu saja sayang…..