Entri Populer

Jumat, 23 September 2011

Mata Pena Membius Q hari ini

     Hari ini ada mata kuliah bahasa Indonesia, materinya menarik yaitu "Membaca Dan Menulis". Menurut saya materi ini sangat menarik, saya berusaha memperhatikan pemaparan dari kelompok yang mendapat giliran presentasi dengan serius. Setiap kata saya pahami, perhatian saya terfokus pada materi itu tanpa mempedulikan yang lainnya, waktu 3 jam terasa sebentar. Bukan karena materi ini baru bagi saya, karena sejak SD kita semua telah diajarkan tentang menulis dan membaca. Tapi hari ini materi membaca dan menulis memunculkan aura yang berbeda. Alasannya sederhana, karena saya ingin sekali menjadi seorang penulis.
    
     Dari fenomena alami yang saya rasakan selama belajar Bahasa Indonesia tadi membuat saya mengerti akan satu hal, bahwa kita harus selalu memiliki tujuan yang jelas saat melakukan sesuatu, ada terget tersendiri yang harus kita capai, maka itu akan menjadi motivasi bagi kita untuk melakukannya. Begitu luar biasa semangat itu uncul. dampaknya perasaan saya saat menulis kali ini menjadi agak grogi. Setelah mendapat materi tadi ternyata masih sangat banyak yang harus diperbaiki dari tulisan saya. Tapi tidak masalah, saya akan terus belajar agar nantinya bisa menjadi seorang penulis yang profesional.

     Menulis adalah suatu pekerjaan yang menyenangkan bagi saya, Karena dengan menulis saya dapat mengungkapkan apa-apa yang ada di hati dan pikiran saya, sebelum semuanya hilang tanpa bekas. Saya sepakat apa yang dikatakan penyaji tadi bahwa "ketika keinginan untuk menulis itu muncul,maka lakukanlah karena jika tidak seiring dengan waktu semua ide akan hilang dan kita tidak mendapatkan apa-apa". Tidak hanya itu, menurut saya menulis juga dapat membantu menyelesaikan masalah, masalah akan lebih runut ketika kita menuliskannya pada lembaran kertas, karena dengan begitu kita dapat memfungsikan indera mata untuk ikut melihat masalah yang sedang kita hadapai, dan memungkinkan kita untuk merencanakan solusi-solusinya. Lain halnya ketika masalah tersebut masih tertumpuk dalam pikiran, semua terasa menyesakkan seolah tak mampu untuk memecahkannya.

     Dalam keseharian saya, saya memiliki orang-orang yang saya kagumi karena kebijaksaannya dan keluasan wawasannya. Sering saya berinteraksi dengan mereka, bahkan tidak jarang meminta solusi dari masalah-masalah yang terjadi di organisasi yang sedang saya geluti (LDK), saya mempelajari tahapan mereka dalam menyelesaikan masalah. Ternyata mereka menuliskan setiap inti dari yang saya sampaikan, kemudian munculah solusi dari masalah tersebut. Melihat masalah dengan lebih nyata memudahkan kita untuk menganalisa serta mencari solusi.

Tidak semua orang bisa menuangkan perasaan dan pikirannya dalam rangkaian kata. Karena bahasa tulisan itu tidak sesederhana bahasa lisan. Bahasa lisan lebih simple dan sering dibahasakan dengan spontan dan pendek. Sedangkan dalam bahasa tulisan harus benar-benar jelas agar setiap pembaca dapat mengerti inti dari yang dituliskan. Meskipun sejak TK kita sudah mengenal baca-tulis, terkadang perkara menulis masih sering menjadi masalah bagi kita. Namun jika kita terus berusaha pasti suatu saat kita akan pandai menulis...Karena ala bisa karena biasa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar